Dalam artikel Beneath the tip of the icebreg : Using representations to
support student understanding dijelaskan bagaimana para guru dapat menggunakan
representasi untuk meningkatkan jalan masuk siswa menuju matematika yaitu
dengan menggambarkan bagaimana sebuah “model gunung es”. Model ini mendukung
adanya pilihan yang intervensi material bahan-bahan pelajaran yang dapat
diterima dan rangkaian bahan-bahan pelajaran yang berpusat pada siswa.
Para peneliti di Institut Pendidikan Sains dan Matematika Freudenthal
di Universitas Utrecht mengembangkan model gunung es untuk mendukung pemikiran
guru tentang proses dan strategi belajar yang digunakan oleh siswa (Boswinkel
dan Moerlands 2001). Model ini telah membuktikan sebagai perumpamaan yang
sangat kuat untuk menjelaskan bagaimana siswa memerlukan pengalaman secara luas
dari model matematika untuk membuat arti dari sebuah representasi matematika
formal.
Beberapa kelompok dari guru dapat berkerja sama mengenai model gunung
es, yang menawarkan sebuah keadaan untuk menyelidiki dan merundingkan
representasi tentang hal-hal yang perlu dan rangkaian aktivitas-aktivitas dalam
materi bahan-bahan pelajaran. Model ini adalah sebuah perumpamaan, yang
membedakan peran dari representasi informal, preformal, dan formal yang
digunakan oleh siswa.
Representasi secara preformal dibangun dari representasi siswa secara
informal, atau penalaran yang menawarkan struktur matematika yang lebih besar.
Beberapa contoh adalah formula berulang untuk mendiskripsikan pola angka, garis
nomor ganda untuk menyelesaikan masalah yang melibatkan skala dan menggunakan
model daerah untuk mengalikan bilangan bulat, pecahan campuran, atau binomial.
Kebanyakan representasi preformal jarang dikembangkan oleh siswa untuk
memecahkan masalah. Sebaliknya, siswa dipandu oleh guru atau bahan ajar untuk
menggunakan representasi preformal dan strategi yang dapat diterapkan di banyak
situasi dan konteks. Representasi Preformal menawarkan kesempatan yang lebih
besar untuk memberdayakan kemampuan siswa, tetapi mereka sering memiliki
keterbatasan dalam ruang lingkup masalah yang dapat diselesaikan dengan
menggunakan representasi yang dipilih.
Inti dari kegiatan gunung es
melibatkan guru untuk bekerja sama dalam rangka mengidentifikasi representasi
terkait dan strategi dan membahas bagaimana representasi ini mendukung
pemahaman siswa. Selain itu, guru membahas bagaimana membangun pemahaman yang
kurang formal dan memutuskan apakah representasi terbaik dikategorikan sebagai
informal, preformal, atau formal. Mengingat ruang lingkup konten yang
melibatkan beberapa topik, guru juga
perlu untuk mempertimbangkan apakah representasi yang cukup unik akan mendapat tempat
sendiri dalam gunung es.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar