NORMA-NORMA
DAN MATEMATIKA
Sumber : Norma and Mathematical Proficiency – Teaching
Children Mathematics, Vol.20, no.1 August 2013, The National Council of
Theacher of athematics, Ins.
Di dalam artikel “Norms and
Mathematical” membahas tentang bagaimana tingkah laku siswa di kelas yang
mendukung perkembangan pemikiran matematika siswa. Dalam pembelajaran
matematika ada yang dinamakan dengan norma ketekunan, dimana ketekunan tersebut
diartikan sebagai bekerja untuk mengidentifikasi alur penyelesaan, menemukan
penyelesaian, bekerja dengan penyelesaian yang lama untuk mengeksplor metode lain
dalam menyelesaikan masalah, dan memperpanjang pertanyaan dari masalah yang
lebih sulit. Contohnya, ketika siswa diberikan permasalahan dan menemukan penyelesaiannya, mereka tidak pernah
percaya bahwa mereka selesai tetapi siswa merefleksi pekerjaannya dengan
pertanyaan-pertanyaan, pertanyaannya seperti konsep matematika lain apa yang
dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan ini?, strategi apa yang paling
efisien?, kesalahan apa yang telah saya buat yang kemudianbisa dijadikan
pelajaran?. Dan pertanyaan lain dapat berupa pertanyaan yang berhubungan
tentang bagaimana permasalahan dapat memperpanjang atau solusi permasalahan
tersebut dapat digeneralisasikan untuk menyelesaikan permasalahan lain, seperti
masalah lain apa yang mungkin mampu saya pecahkan menggunakan metode ini?,
pertanyaan lain apa yang mungkin saya ajukan dan jawab mengenai situasi
masalah?.
Selain norna ketekunan ada juga norma
matematika sosial yaitu norma yang melibatkan pemeriksaan matematika di
berbagai cara mencari solusi. Kemampuan matematika menunjukkan ada 3 hal yaitu kompetensi
strategis, penalaran adaptif dan disposisi produktif. Kompetensi strategis
adalah kemampuan untuk merumuskan, dan memecahkan masalah matematika. kemudian
untuk memecahkan masalah dan belajar matematika, siswa menggunakan penalaran
adaptif. Sedangkan disposisi produktif, melihat matematika masuk akal, berguna
dan berharga.
Norma yang lain adalah norma menantang
dan mempertanyakan. Siswa didorong untuk mendemonstrasikan sebuah nilai dari
solusi temannya dengan memberikan pertanyaan yang dapat menyebabkan siswa
berpikir tentang proses penyelesaian masalah dan solusi. Siswa nantiya dapat membandingkan
dan menghasilkan tantangan untuk membangun banyak strategi yang efisien dan
kebenaran matematika yang lebih meyakinkan. Yang dilakukan norma ini adalah
berdiskusi kelas, diskusi siswa berfokus pada mengidentifikasi dan memahami
perbedaan dalam solusi, proses dan evaluasi efisiensi mereka.
Sumber : Development of Mathematical Norms In An Eight-Grade Japanese
Classroom oleh Yasuhiro Sekiguchi, Yamaguchi University, Japan.
Ada tiga
strategi yang digunakan guru untuk mengembangkan norma-norma matematika.
1. Menggunakan karya siswa
Guru
menjelaskan norma dengan menggunakan karya siswa, didalam penelitian ini, guru
berbicara tentang norma-norma hampir selalu menggunakan karya siswa. Selain
itu, guru tidak menggunakan contoh buatan, dia selalu menggunakan karya yang
sebenarnya dari siswa.
2. Membuat perbandingan
Guru
memungkinkan membandingkan dua hasil kerja siswa di papan tulis, dan
menunjukkan bahwa salah satu diantara mereka yang mengikuti norma yang benar,
dan yang lainnya tidak. Kemudian, guru meminta siswa – siswanya untuk mengikuti
norma yang benar.
3. Memperhatikan siswa yang
tidak mengikuti norma
Guru berdiskusi tentang hasil kerja siswa yang tidak
mengikuti norma. Dalam hal ini guru harus memperhatikan keadaan psikologi dan sosial siswa.
Ada Beberapa Norma Matematika Di Dalam Kelas
1. Efisiensi
Guru mendorong siswa
untuk dapat mengejar cara yang efisien memecahkan permasalahan. Yaitu dengan
membandingkan solusi yang berbeda. Hal ini tidak
berarti bahwa salah satu solusi tersebut tidak efisien hanya saja ada cara
penyelesaian yang lebih efisien
2. Bahkan solusi yang tidak efisian bisa berisi ide – ide
penting
Suatu ide penting dapat ditemukan melalui berbagai hal yang tidak efisien atau
melalui usaha yang gagal dalam menunjukkan matematika.Guru memberikan kesempatan bagi seluruh
kelas untuk menghargai ide penting yang ditemukan pada cara yang tidak efisien, karena efisiensi bukanlah satu – satunya nilai yang dikejar
dalam matematika. Ide-ide baru dalam mengembangkan cara-cara baru untu memecahkan masalah sama pentingnya
dalam matematika.
3. Dalam matematika Anda tidak dapat menuliskan apa yang
belum Anda buktikan kebenarannya
Matematika ditulis dengan cara deduktif yaitu dimulai dari aksioma, definisi, atau teorema yang
sudah terbukti, dan dilanjutkan dengan proses yang logis. Oleh karena itu, kita tidak dapat menuliskan apa yang belum kita buktikan kebenarannya, terutama dalam
pengajaran pembuktian dalam geometri di Jepang.
4. Akurasi lebih dihargai dibanding Kecepatan
Di dalamalam matematika kebenaran adalah salah satu tujuan yang paling penting karena akurasi dari solusi sering lebih dihargai dibanding
efisien.
Kesimpulan Penulis :
Pada dasarnya 2 versi norma sosiomatik dari
kedua artikel tersebut sama yaitu guru mengembangkan pemikiran matematika siswa dengan
mengajak siswa lebih berfikir kreatif dalam menyelesaikan permasalahan serta
memilih penyelesaian tersebut yang lebih efisien, dan hal tersebut dilakukan
dengan menggunakan diskusi kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar